Permainan Anak Jaman Old II
Pada kesempatan pertama, saya memberikan sedikit pengalaman saya perihal permainan anak anak jaman dulu yang sering saya mainkan pada masa itu. Masih banyak lagi permainan anak anak yang pada masa itu sangat sering dimainkan, akan tetapi jarang sekali pada saat ini ditemukan. Kali ini saya kembali bertukar pengalaman dengan pembaca, perihal permainan anak jaman dulu yang sering dimainkan.


1. Bermain guli 
pada umumnya semua orang tahu yang dinamakan dengan permainan ini. Guli atau dalam bahasa indonesia kelereng, ada yang menyebutnya gundu, dan lain sebagainya. Permainan ini memakai alat dasar yaitu guli atau kelereng. Pemain ini melibatkan dua orang anak atau lebih. Jenis permainannya pun beragam, ada yang cara permainannya dengan membuat sebuah lubang di tanah dan membuat sebuah garis berjarak lebih kurang 3 meter atau lebih dari lubang tersebut. Kemudian menentukan pemain yang terlebih dahulu bermain dengan cara masing masing pemain menggulirkan gulinnya ke arah garis, pemain yang gulinya paling dekat dengan garis adalah yang pertama bermain. Setelah itu setiap pemain harus memasukkan gulinya ke dalam lubang, tetapi ini dilakukan di belakang garis yang tadi. Pemain pertama lah yang berhak memulainya terlebih dahulu, apa bila guli tersebut berhasil masuk ke dalam lubang, maka dia mendapat poin satu, setelah itu dia boleh menembak guli teman yang lain. apa bila tembakannya mengenai, maka poinnya bertambah satu. Begitulah seterusnya sampai diperoleh nilai 20. Setelah nilai 20 diperoleh, pemain tersebut harus memasukkan kembali gulinya ke dalam lubang pertanda untuk mengakhiri permainan. 

Yang kedua namanya bermain kotak. Permainan ini melibatkan dua orang anak atau lebih. Kemudian gambar kotak atau kubus di tanah, buat garis di depan kotak jaraknya lebih kurang satu jengkal, buat satu garis lagi jaraknya lebih kurang 5 meter dari garis pertama, ini biasanya kami sebut dengan garis mulai atau start. Selanjutnya setiap anak harus memasukkan sejumlah guli ke dalam kotak, jumlahnya tergantung berapa sesuai dengan yang disepakati, masing masing anak harus memasukkan jumlah guli yang sama. Permainan diawali dengan berbaris di belakang garis dekat kotak, kemudian masing masing anak melemparkan guli pemukul ke arah garis mulai. Oh ya, setiap anak harus menyediakan guli pemukul yang tidak disertakan di dalam kotak. Biasanya kami menyebutnya dengan gacuk. Nah guli pemukul ini yang bertugas untuk memukul guli guli yang ada di dalam kotak agar guli guli tersebut terlempar keluar dari kotak. Berlanjut ke permainan, setiap anak yang sudah melempar gulinya ke arah garis mulai, kemudian, yang paling terdekat dengan garis yang berhak bermain terlebih dahulu. Untuk memukul guli yang ada di dalam kotak, pemain harus memulainya dari belakang garis mulai. Guli di jentikkan, ingat ya bukan di lempar, tetapi dijentikkan dengan jari dan diarahkan ke guli guli yang ada di dalam kotak, tujuannya agar mengenai guli yang di dalam kotak dan guli tersebut harus terlempar keluar tetapi tidak otomatis menjadi milik kita. Permainan terus dilanjutkan sampai guli yang ada di dalam kotak habis, dan ditutup dengan cara masing masing pemain harus berhasil memukul gacuk teman yang lain. Pemain yang berhasil memukul semua gacuk pemain lain adalah pemenangnya dan dia berhak memiliki semua guli yang menjadi taruhan. Tapi, bila pada saat memukul, dan guli gacuk kita tertinggal di dalam kotak, berarti kita didiskualifikasi dan tidak boleh bermain sampai selesai. 



Yang ketiga, bermain lingkaran. Pada dasarnya permainan ini mirip dengan permainan kotak, hanya saja cara bermainnya guli bukan dijentikkan, tetapi dilempar. Pertama buat lingkaran di tanah, kemudian buat garis dengan jarak sejengkal dari tanah. Setelah itu buat garis berjarak sekitar sepuluh meter dari lingkaran dan garis ini disebut garis pemukul. Masing masing anak harus memasukkan gulinya ke dalam lingkaran. Jumlah guli yang dimasukkan sesuai dengan yang disepakati bersama. Permainan dimulai dengan cara setiap anak berdiri di dekat garis lingkaran, dan melemparkan gacuknya ke arah garis pemukul. Gacuk yang paling dekat dengan garis pemukul berhak bermain lebih dulu. Setelah itu, pemain harus memukul guli yang ada di dalam lingkaran dengan cara melontarkan gacuk ke arah lingkaran. Guli yang terlempar dari lingkaran berhak menjadi milik si pemain. Tapi bila gacuknya tertinggal di dalam lingkaran, maka dia akan didiskualifikasi. Dan guli yang telah diperolehnya dari lingkaran harus dikembalikan. Sedangkan pemenang ditentukan berdasarkan banyaknya guli yang berhasil diperolehnya.



2. Meriam bambu
Siapa yang tidak kenal dengan jenis permainan ini, di negeri kita permainan ini begitu familiar dengan sebutan yang berbeda pada setiap daerah. Bedil bambu di Pangkal Pinang, di Ranah Minangkabau disebut meriam betung atau badiang batuang, di daerah timur pulau jawa sampai Yogyakarta dikenal sebagai mercon bumbung atau long bumbung, di daerah Sunda disebut dengan bebeludugan, sedangkan di wilayah timur disebut dengan bunggo. Kalau di kampung saya, permainan ini identik dengan masuknya bulan Ramadhan, entah apa sebabnya saya pun kurang tahu. Tapi setiap akan masuk bulan Ramadhan, maka anak anak berbondong bondong mencari bambu untuk dijadikan meriam bambu. Cara membuatnya pun tidak terlalu sulit. Pertama memilih bambu, bambu yang dipilih haruslah yang sudah tua, terlihat dari warna kulit yang hijau pekat dan kehitaman, bilahnya harus yang tebal, semakin tebal bilahnya maka akan bagus ketahanannya. Bambu yang sudah dipilih dan ditebang, dipotong sepanjang 1,5 sampai dengan 2 meter. Setelah itu bambu dibersihkan dari rambut rambut halus yang ada dikulitnya, kalau kami menyebutnya dengan gelugut. Karena kalau tidak dibersihkan, apabila terkena kulit akan menyebabkan gatal. Bambu yang sudah dipotong dan dibersihkan kemudian di lubangi kira kira 15 cm dari pangkal bambu, diameternya sekitar 2 cm. Nah, luban inilah yang digunakan untuk menyulut bambu. Cara bermainnya, pertama masukkan minyak tanah, ke dalam bambu, kemudian sulut dengan menggunakan batang kayu atau bambu yang sudah dilumuri dengan minyak. Pada saat awal bunyinya mungkin tidak terdengar, ini dikarenakan bambunya belum panas, semakin lama bambu akan semakin panas, dan bunyi yang dihasilkan pun semakin keras. Biasanya kami bermain di daerah yang agak keluar dari perkampungan, seperti di lapangan, atau rumah teman yang berada di pinggir kampung, karena kalau di tengah perkampungan dikhawatirkan mengganggu orang yang beristirahat dan yang sedang sholat tarawih. 



3. Bermain Gateng
Ada yang tahu gak? Mungkin banyak yang tidak tahu ya dengan namanya, tapi kalo permainannya mungkin banyak yang tahu. Permainan ini biasa disebut permainan bola bekel. Nah, kalau ini pasti banyak yang sudah tahu. Cara bermainnya pun hampir sama. Bedanya, kalau main bola bekel, pakai bola, kalau di kampung saya pakai batu. Iya, bener pake batu kali yang ukurannya kira kira sejempul tangan orang dewasa, batu batu tersebut dicuci bersih. Jumlah batu yang dibutuhkan tergantung, yang penting jumlah nya genap. Cara bermainnya ya hampir seperti bermain bola bekel, batu yang disebut gacuk dilontarkan ke udara, tapi jangan terlalu kuat ya, nanti malah gak turun. Pertama menentukan siapa yang bermain terlebih dahulu. Kemudian permaianan dimulai, dengan cara batu yang jumlah nya 15 buah disebarkan, ingat, sebarkannya jangan jauh jauh, kalau bisa saling berdekatan dan masih dalam jangkauan kita. Setelah itu ambil salah satu batu disebut gacuk. Batu yang kita ambil kita lontarkan ke udara. Pada saat batu dilontarkan ke udara pemain harus bisa memunguti satu batu yang telah disebar, setelah itu didapat kemudian tangkap gacuk yang telah kita lontarkan. Nah, permainan ini sangat membutuhkan kecepatan dan ketepatan. Benar benar harus dilakukan dengan cepat, agar gacuk yang dilontarkan tidak menyentuh lantai. Begitu selanjutnya, sampai batu yang telah disebar habis. Nah, itu tahap pertama, tahap selanjutnya batu yang disebar dan dipungut ditingkatkan menjadi 2. Jadi pada saat gacuk dilontarkan ke udara pemain harus bisa memungut batu yang disebar sebanyak 2 buah, tapi harus dalam sekali tangkapan. Wah, benar benar memerlukan kecepatan ya. Kalau tahap ini berhasil, maka masuk ke tahap selanjutnya tangkap 3 batu dan seterusnya ditutup dengan tangkap seluruh batu.



4. Adu Biji Karet (Kelatak)
Nah, kalau yang ini tidak semua tempat memiliki permainan ini. Biasanya daerah yang berada dekat dengan perkebunan karet yang tahu dengan permainan ini. Kebetulan kampung tempat saya besar, berada dekat dengan perkebunan karet swasta yang dulunya investornya dari Inggris, tapi beberapa tahun ini berdasarkan info yang saya dengar, sahamnya sudah dimiliki oleh perusahaan swasta nasional. Ada yang tahu gak? Ya, perkebunan Lonsum kepanjangannya London Sumatera. Perkebunan yang dulunya dimiliki oleh orang Inggris ini kebetulan memiliki areal tanah yang luas dan sebagian berada dekat kampung kami. Dan pada sebelum 2003 komoditas yang ditanam adalah pohon karet di daerah kami dinamakan pohon rambung, karena pada masa itu karet mengalami masa masa keemasannya. Sampai sampai penduduk kampung yang memiliki kebun lebih memilih menanam karet. Tapi, sekarang sudah berubah, banyak sebagian dari perkebunan tersebut telah ditanami dengan kelapa sawit, dan petani di kampung saya pun lebih banyak memilih menanam kelapa sawit dibandingkan dengan pohon karet. Masih ada sih yang tetap mempertahankan pohon karet, tapi ya jumlahnya hanya 30 persen. Lah, kita malah cerita pohon karet ya. Kembali ke permainan yang akan saya ceritakan. Permainan ini sangat berkaitan erat dengan pohon karet. Pohon berkembang biak melalui biji, bijinya inilah yang menjadi alat utama dalam permainan adu biji karet atau kelatak. Pertama tama cari biji karet yang berserakan di bawah pohon karet, biasanya kami memilih yang terlihat ada tonjolan di atas cangkangnya dan memiliki kulit yang tebal. Semakin tebal kulitnya dan keras tonjolan pada atas cangkangnya, maka bisa dipastikan biji karet tersebut tahan lama. Setelah kita kumpulkan biji karet, lalu kita mulai permainan. Cara bermainnya, menimpakan 2 biji karet milik kita dan lawan, tapi yang ditimpakan harus bagian atas cangkang ya. Tandanya adalah ada tonjolan di cangkangnya. Setelah kita timpakan, kemudian pukul dengan menggunakan kepalan tangan bagian bawah, yaitu kepalan tangan yang lunak. Biji karet yang pecah, itulah yang kalah. Biasanya kalau sudah bermain ini, kami akan mencari biji karet sebanyak banyaknya. Dan kami selalu mengingat pohon mana yang memiliki biji yang kuat.

https://www.siswapedia.com/macam-macam-permainan-kelereng
https://jampang.wordpress.com/tag/permainan-gundu-lubang
http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2745/meriam-bambu-permainan-tradisonal-melayu-nusantara
http://www.kopi-ireng.com/2016/08/macam-macam-permainan-tradisional-anak-indonesia.html
http://listenokie.blogdetik.com/2012/03/24/bermain-gatheng-dan-kelereng-pengusir-kejenuhan-pelajar
https://fansmania.wordpress.com/page/15/?archives-list

Komentar

  1. Ayo main kelatak, setelah itu isi dalamnya bisa dibuat keripik kelatak.... Keripik kelatak? Apaan tuh?
    Mau tau?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini