Permainan Anak Jaman Old
Terdengar teriakan dan canda tawa anak anak di halaman depan rumah pak Sukir. Diterangi cahaya rembulan, dipayungi langit yang begitu cerah, dan dihiasi cahaya temaram dari bohlam lampu pijar yang menggantung di pintu depan rumah tersebut. Suasana malam yang begitu asri dan temaram, seketika mendadak menjadi ramai oleh derai canda dan tawa dari anak anak yang bermain.
Setiap malam, selepas isya, anak anak selalu berkumpul di halaman rumah pak Sukir. Wajar, sebab dibanding dengan rumah warga yang lain, halaman rumah pak Sukir lebih luas dan lebih lapang, juga tidak seperti halaman rumah warga kebanyakan di gang itu yang selalu dibatasi oleh pagar kayu maupun pagar tanaman hias. Anak anak senang berkumpul dan bermain di sana. Tak ada kesenjangan, dan kesedihan, semua tertawa, dan bergembira.

Malam ini anak anak berkumpul kembali di halaman rumah pak Sukir, mereka berkumpul untuk bermain galah panjang atau sambar elang. Terlihat beberapa garis yang diukir di atas tanah yang saling bersatu membentuk sebuah pola. Seperti sebuah persegi panjang, dengan dua buah garis horizontal dan vertikal di tengahnya. Pemainnya terdiri 2 kelompok, yang masing masing kelompok terdiri dari 3 orang. Kelompok tersebut dinamakan dengan penjaga dan penyerang. Kelompok penyerang bertugas untuk melewati garis garis pada gambar persegi yang telah dibuat, sedangkan kelompok penjaga, menjaga di setiap garis, ada di garis pertama, garis tengah, dan garis akhir. Setelah masing masing kelompok siap, permainan pun segera dimulai. Satu persatu pemain penyerang melewati garis garis yang dijaga oleh kelompok penjaga, berkelit, melompat, bahkan harus terguling, semua cara dicoba pemain penyerang untuk berusaha melewati kelompok penjaga. Terdengar 'pertarungan' yang diwarnai dengan teriakan kegembiraan, tawa, dan perasaan suka cita. Semua gembira semua senang, semua bergerak, tak ada yang diam.
Itulah sekelumit kisah masa kecil dari penulis, yang coba diangkat kembali. Sekedar bernostalgia sekaligus mengingatkan serta mencoba menggali kembali macam macam permainan anak zaman old yang sering penulis mainkan pada masa anak anak dulu. Banyak sekali jenis permainan anak anak zaman dulu yang sekarang sulit untuk menjumpainya, terdengar pun sudah jarang, apalagi dimainkan oleh anak anak zaman sekarang. Anak zaman sekarang lebih memilih untuk tenggelam dalam dunia maya, asyik dengan gadget, smartphone, atau game portable, bahkan warung internet.
Ada banyak jenis permainan anak, yang dahulu sering penulis mainkan sewaktu masa kecil di kampung halaman, diantaranya :



1. Petak umpet/ alif berondok
Permainan ini dimainkan oleh lebih dari 2 orang, salah seorang anak harus bertugas sebagai penjaga. Permainan dimulai, tapi pertama tama harus menentukan letak titik dan posisi pos penjaga, biasanya sebatang pohon atau tembok yang ditandai. Kemudian anak yang menjadi penjaga harus menutup kedua matanya dengan tangan dan menghadap ke tembok atau pohon. Anak yang lain berlari dan bersembunyi. Penjaga menghitung dari 1 sampi 10. Setelah hitungan ke sepuluh, si penjaga boleh membuka matanya, dan berusaha menemukan teman temannya yang bersembunyi. Apabila ada salah satu teman yang telah diketahui atau dilihat di persembunyiannya, maka si penjaga harus berlari ke pos kemudian meneriakkan nama teman yang telah terlihat dan mengucapkan prancis atau cindong. Setelah semua teman yang bersembunyi ditemukan, maka penjaga harus mengundi anak mana yang selanjutnya bertugas sebagai penjaga. Tapi ada kalanya penjaga tidak dapat menemukan teman temannya yang bersembunyi, dan teman temannya tersebut berhasil mengelabuinya dan mendahuluinya ke pos penjaga, maka bila terjadi hal seperti itu, pada permainan selanjutnya, penjaga tersebut harus kembali menjadi petugas penjaga.

2. Patok lele
Permainan ini, dimainkan oleh 2 kelompok anak. Masing masing kelompok memiliki jumlah pemain yang sama, tetapi jumlahnya bebas, tidak berbatas yang penting jumlah anggota pemainnya tiap kelompok sama. Adapun alat yang dibutuhkan dua buah tongkat kayu. Cara bermainnya, dua kelompok tersebut harus suit terlebih dahulu, untuk menentukan kelompok mana yang menjadi penjaga, dan kelompok yang memukul patok. Setelah diketahui siapa kelompok yang berjaga, selanjutnya membuat lubang memanjang di tanah, berguna sebagai tempat patok, dan buat garis sejengkal dari lubang tersebut. Setelah itu permainan pun dimulai. Kelompok yang bermain bertugas memukul patok atau tongkat kayu tersebut, pukulan harus kuat agar kayu tongkat kayu yang dipukul, terlontar jauh. Sedangkan kelompok yang berjaga bertugas menangkap kayu tersebut. Setelah tongkat kayu jatuh ke tanah atau tertangkap, si penjaga harus melempar kembali tongkat kayu tersebut ke arah lobang patok, tapi penjaga harus melakukannya tepat di titik tempat jatuhnya tongkat kayu. Saat penjaga melempar tongkat kayu ke lubang patok, kelompok yang memukul patok harus bersiap siap memukul tongkat kayu tersebut, apabila tongkat kayu yang dilemparkan oleh penjaga berhasil dipukul, maka selanjutnya menghitung jarak dari lubang tongkat ke titik jatuhnya tongkat. Tetapi bila tongkat yang dipukul oleh pemukul berhasil ditangkap oleh penjaga, maka pemukul harus diganti oleh teman dalam kelompoknya dan kembali mengulang permainan dari awal. Begitu selanjutnya, sampai semua pemain dari kelompok pemukul selesai. Siapa yang menang ditentukan dari jumlah nilai yang berhasil dikumpulkan.

3. Batalion
Permainan ini tidak jauh dari aktivitas berlari dan sembunyi. Permainan ini hampir mirip seperti petak umpet, hanya saja ada perbedaan yaitu digunakan batu batu sebagai alat bantu. Kalao di daerah lain ada yang menyebutnya tekongan atau sepak tekong. Cara bermain salah seorang anak harus menjadi penjaga. Tugas si penjaga adalah menyusun batu batu biasanya terdiri dari 8 batu bata dan disusun secara vertikal. Setelah batu batu disusun, pemain lain menendang susunan batu bata tersebut, setelah susunan bata tersebut rubuh, pemain lain segera berlari dan mencari tempat bersembunyi. Nah, tugas si penjaga menyusunnya kembali. Setelah bata tersusun, si penjaga mencari dan menangkap teman yang bersembunyi, pada saat si penjaga mencari teman yang bersembunyi, apabila ada teman yang bersembunyi dan belum tertangkap merubuhkan susunan bata, maka si penjaga kembali harus menyusun ulang, dan pemain yang sudah tertangkap boleh bersembunyi lagi. Inilah perbedaan yang mendasar dengan permainan petak umpet, jadi dalam permainan ini, bisa saja si penjaga akan terus menjadi penjaga sampai permainan berakhir. Kasihan ya....

4. Kuda tunggang
Nah, satu ini permainan yang jarang saya ikuti, karena sedikit ekstrim, menurut saya. Permainan ini mengharuskan pemainnya memiliki kekuatan fisik yang prima. Permainan ini terdiri dari 2 kelompok. Kelompok kuda dan kelompok penunggang. Setelah anggota kelompok dibagi, barulah permainan dimulai. Cara bermainnya, kelompok kuda membentuk barisan seperti posisi seperti kuda atau seperti orang yang sedang rukuk di dalam sholat. Pemain yang paling depan harus berpegangan ke sebuah tiang atau dinding, dan teman yang lainnya dengan posisi yang sama menempel di belakang sambil memegang pinggang. Penunggang menaiki kelompok kuda, dengan cara berlari dan melompat ke atas pundak kuda. Seperti orang yang naik kuda, akan tetapi cara naiknya ekstrim karena harus diawali dengan berlari dan melompat. Setelah seluruh anggota kelompok penunggang naik, salah satu anggota kelompok penunggang yang paling depan suit dengan anggota kelompok kuda yang paling depan, kalau penunggang kalah, maka posisi kuda dan penunggang beralih. Tapi, kalo penunggang menang, ya permainan diulang lagi dengan posisi kelompok tetap sama. Kasihan banget yang jadi kuda kalau ada salah satu kelompok penunggang yang badannya gede.

5. Orang kaya dan orang miskin/ ya oma
Permainan ini dilakukan oleh dua kelompok, kelompok pertama sebagai orang kaya beranggotakan satu orang, nah selebihnya ikut menjadi kelompok orang miskin. Cara bermainnya kedua kelompok berhadap hadapan. Jarak antar kedua kelompok sekitar lima langkah. Kemudian, kelompok pertama kelompok orang kaya maju, sambil melantunkan syair. Setelah mundur kelompok kedua orang miskin gantian maju, dan sambil melantunkan syair. Kami ini orang kaya ya oma ya oma (dinyanyikan kelompok pertama orang kaya) Kami ini orang miskin ya oma ya oma (dinyanyikan kelompok kedua orang miskin) Kami tidak punya anak ya oma ya oma (dinyanyikan kelompok pertama orang kaya) Kami punya anak banyak ya oma ya oma (dinyanyikan kelompok kedua orang miskin) Kami minta anak satu ya oma ya oma (dinyanyikan kelompok pertama orang kaya) Yang bernama siapa ya oma ya oma (dinyanyikan kelompok kedua orang miskin) Yang bernama si fulan (sambil menyebutkan nama anak yang diinginkan) ya oma ya oma Ini dia kami beri ya oma ya oma. Begitulah selanjutnya, sampai kelompok orang miskin tinggal satu orang. Kemudian kelompok orang miskin berbalik menjadi orang kaya.

6. Balap enggrang
Permainan ini seperti lomba lari, hanya saja setiap pemain menggunakan enggrang. Jarang sih permainan ini dimainkan, karena untuk menaiki enggrang diperlukan kemampuan dan latihan dalam menaiki enggrang. Enggrang yang dipakai terbuat dari bambu dan kayu, bambu dipakai sebagai tongkatnya sedangkan kayunya ditempelkan dengan paku sebagai pijakan pemain.

7. Engklek
Nah kalau permainan ini, siapa yang tidak mengenalnya. Semua orang pasti tahu, dan setiap daerah pasti kenal permainan ini. Permainan ini melibatkan dua orang atau lebih. Pertama harus membuat gambar di tanah, banyak macam gambar yang bisa dibuat. Gambar robot, gambar matahari, gambar anak perempuan botak, gambar rumah. Selanjutnya masing masing pemain harus memiliki gacuk yaitu sebagai penanda daerah yang tidak boleh dimasuki. Gacuk ini biasanya dibuat dari pecahan lantai keramik, atau batu yang bentuknya pipih. Langkah selanjutnya menentukan siapa terlebih dahulu bermain. Langkah selanjutnya pemain yang terpilih bermain dahulu, melempar gacuknya ke kotak awal. Bila gacuk mendarat tepat di atas garis atau keluar dari kotak pertama, maka pemain dinyatakan gagal, dan digantikan dengan pemain ke dua. Namun jika pemain pertama berhasil melemparnya dengan tepat di dalam kotak, pemain harus mengambil ancang-ancang melompat dengan satu kaki. Dan kaki yang satu nya ditekuk ke belakang seperti orang pincang yang melompat. Lompatan dilakukan dengan bertahap dari kotak awal ke kotak puncak secara urut dengan ketentuan tidak ada kotak yang terlewat untuk diinjak kecuali kotak yang di dalamnya ada gacuk pemain itu sendiri. Bila saat melompat kaki pemain menginjak garis atau gacuk lawan, maka dinyatakan gagal. Setelah mencapai puncak, pemain kemudian berbalik melompat lagi bertahap ke bawah dengan tujuan mengambil gacunya sambil jongkok hingga lompatan terakhir selesai dilakukan. Setelah itu, pemain melemparkan kembali gacunya ke kotak selanjutnya dan memulai untuk melompat lagi. Begitu seterusnya. Pemain yang dinyatakan menang adalah pemain tercepat satu-satunya yang gacunya telah dilempar ke semua kotak dari kotak awal ke kotak puncak dan kembali ke awal lagi. Permainan ini biasanya dilanjutkan dengan melemparkan gacu ke arah atas menuju ke area kotak sambil membalikkan badan. Jika beruntung, gacuk tersebut akan jatuh tepat di dalam kotak. Dan kotak tersebut akan menjadi milik si pemain. Kotak yang dimiliki itu biasanya disebut dengan rumah. Jika batu yang terlempar jatuh di atas garis atau terlempar jauh dari arena, maka pemain tersebut dinyatakan gagal. Selanjutnya, permainan ini akan memperebutkan berapa banyak rumah yang dimiliki masing-masing pemain. Pemain yang mempunyai banyak rumah lah yang menjadi pemenang.

8. Lompat tali
Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak perempuan, tapi tidak tertutup kemungkinan anak laki laki ikut bermain. Permainan ini sangat membutuhkan kemampuan melompat dengan bertumpu pada satu kaki. Permainan ini terdiri dari 3 orang atau lebih. Bahan yang digunakan sebgai tali biasanya berupa karet gelang yang sudah dikepang atau ditocang, sehingga membentuk untaian yang memanjang. Tujuannya dibuat dari karet agar tali yang digunakan dapat bergerak lentur dan tidak kaku. Permainan dilakukan dengan diawali melakukan pemilihan siapa yang terlebih dahulu bermain. Dan dua orang anak bertugas sebagai pemegang tali. Permainan dimulai, kedua anak yang memegang tali memposisikan tali di lutut untuk tahap pertama, apabila pelompat berhasil, maka posisi tali dinaikkan ke pinggang, bila berhasil naik lagi sedagu, berlanjut posisi tali di kuping, apabila berhasil posisi tali terus dinaikkan ke atas kepala, bila berhasil posisi tali di letakkan sejengkal tangan yang ditaruh di atas kepala dan terakhir tangan di angkat ke atas. Khusus untuk yang tahap terakhir pemain memiliki kesempatan melompat sebanyak tiga kali, dan boleh dilakukan sambil melakukan gerakan roda ke samping. Nah, kalau pemain mampu melewati semuanya itu maka yang terakhir karet diletakkan sepinggang pemain yang jaga. Kemudian pemain yang melompatinya harus melompati bolak balik karetnya, tampa henti, sampai sepuluh kali. Baru pemain tersebut dinyatakan pemenang dan permainan kembali dari awal lagi. Permainan ini sangat menyehatkan badan, karena banyak gerakan melompat, dan melentingkan badan.

9. Perang perangan dengan tulup
Nah, yang ini yang paling seru. Mungkin kebanyakan dari kita tahu yang namanya sumpit yaitu sejenis senjata dari suku dayak. Nah, permainan ini menggunakan alat utama yaitu sumpit atau biasa kami menyebutnya tulup. Tapi sumpit yang kami gunakan bukan sumpit yang anak sumpitnya berupa benda tajam. Sumpit yang kami gunakan anak sumpitnya berupa buah dari pohon pohonan pagar, bunga jambu, kacang hijau, beras, atau jenis buah dari pohon hutan yang banyak di daerah kami, yang bentuknya bundar dan kalau mengenai baju akan menimbulkan bercak atau noda yang menghitam. Sumpit yang kami gunakan terbuat dari bamba khusus yang biasanya kami sebut sebagai bambu tulup. Bedanya jenis bambu ini dengan bambu lain yaitu memiliki ruas yang panjang, bilah bambu juga tidak terlalu tebal. Ada tulup yang dimodifikasi dengan menggunakan kayu pendorong sehingga peluru yang dilontarkan akan lebih kencang. Jenis ini biasanya kami sebut dengan jedoran. Beda tulup dengan jedoran, cara menggunakan tulup agar dapat melontarkan anak tulup dengan ditiup. Kalo jedoran cara melontarkan anak tulupnya dengan kayu pendorong yang memiliki diameter sedikit lebih kecil dari lubang bambu tulup.








Sumber :
http://www.tahukers.com/2017/09/13/masih-ingatkah-permainan-tradisional-gobak-sodorternyata-permainan-ini-bisa-menyeimbangkan-otak-kiri-dan-otak-kanan-lho
http://www.marneskliker.com/2015/01/permainan-ucing-sumput-atau-petak-umpet.html
http://gametradisional.blogspot.co.id/2016/11/gatrikpatok-lele.html
http://afilia.blogspot.co.id/2016/01/delapan-permainan-tradisional-yang.html
https://www.kompasiana.com/bebyharyantidewi/saya-si-jagoan-kuda-tunggang_5529166df17e6163368b45c4
https://mangajid.wordpress.com/2010/07/30/permainan-anak-anak
https://mainantradisionalindonesia.wordpress.com/2013/12/18/permainan-anak-lompat-tali/
https://erikhendrika.wordpress.com/2015/03/03/peletokan-bambu-mainan-anak-nusantara
http://www.permainan-tradisional.com/2014/12/permainan-tradisional-engklek.html
https://tradisionalpermainan.wordpress.com/2014/12/22/enggrang/

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini